Tampilkan postingan dengan label Cerita Remaja. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Cerita Remaja. Tampilkan semua postingan

Selasa, 31 Agustus 2010

Kisah Ke-7 Yang Berhenti Menjadi Laki-laki

Kisah Ke-3
Siapa yang menabur angin dia akan menuai badai. Itulah peribahasa yang cocok untuk menggambarkan nasib saya. Akibat terbuai kenikmatan sesaat, saya harus menanggung beban masa depan yang suram. Saya laki-laki yang terpaksa harus berhenti menjadi laki-laki sejati. Saya kehilangan kejantanan.
Saya lahir dari keluarga baik-baik. Lahir 28 tahun yang lalu. Anak keempat dari lima bersaudara. Ayah pegawai negeri, ibu membuka warung kecil-kecilan di depan rumah. Peraturan di rumah cukup ketat, ibadah tidak boleh terlewatkan. Sekalipun hidup tidak mewah namun saya bahagia dengan kesederhanaan itu.
Sejak sekolah dasar hingga SMA (kini SMU) prestasi saya cukup bagus. Ranking pertama pernah diraih sekalipun kebanyakan ranking lima besar. Saya juga pernah menjuarai kejuaraan bela diri tingkat SLTA. Selain itu aktif di organisasi siswa.
Saya kuliah di salah satu PTN di Bandung jurusan Teknik Sipil. Karena tempat kuliah jauh, saya terpaksa kost
di salah satu rumah. Prestasi di perkuliahan cukup lumayan, IP tidak pernah kurang dari 2,5. Aku juga aktif di organisasi intra dan ekstra kampus. Tak lupa hobiku bela diri tersalurkan di PTN itu.
Namun sayang, perjalanan hidup saya tidak semulus yang orang perkirakan. Kost di tempat itu menjadi awal malapetaka. Aku kost di salah satu rumah yang berbaur dengan penghuni rumah yang lain. Ibu kost mempunyai tiga anak yang semuanya masih sekolah di tingkat dasar dan lanjutan. Suaminya pegawai negeri di salah satu departemen yang sehari-hari berangkat pagi dan pulang sore, kadang dinas ke luar daerah dan baru pulang beberapa hari kemudian.
Aku menjadi teman ngobrol ibu kost apalagi jika di rumah lagi sepi. Ibu kots orangnya terlalu terbuka, jika telah bercerita, ia bisa ceritakan semuanya termasuk tentang latar belakang suaminya. Pembicaraannya kadang sulit aku mengerti. Dia juga terkesan genit dan sisa-sisa kecantikannya masih nampak.
Dia sangat sayang kepada saya, hingga saya nyaris dianggap keluarganya sendiri. Jika di kamar mandiku air lagi kosong, aku dipersilakan mandi di kamar mandi yang lain, kebetulan di rumah itu ada tiga kamar mandi; untukku, anak-anak dan khusus dia dan suaminya. Jika aku telat bayar kost,
tidak jadi beban bagi dia bahkan waktu menginjak semester tiga, aku diberi bonus dua bulan gratis.
Suatu hari, dia menceritakan masa SMA dulu, katanya, dia memiliki pacar yang sangat baik, namun tidak disetujui oleh orang tua yang lebih menyetujui pada suaminya yang sekarang. Padahal menurutnya, dia lebih baik selain pintar juga akhlaknya baik sekalipun bukan dari keluarga kaya. Yang bikin saya kaget, pacarnya itu hampir mirip denganku.
Semakin hari ceritanya kian seru saja, bahkan dia mulai menunjukkan hal-hal yang aneh. Pakaian selalu rapi dan harum. Kadang-kadang dia pun demonstrasi di hadapanku dengan memperlihatkan kemolekan tubuhnya lewat pakaian ketat dan mini. Cara duduknya selalu menantang, bagian pahanya dibiarkan terbuka. Saya mencoba untuk tidak terpengaruh. Namun lambat laun rayuan mautnya membuat aku terlena. Aku merasakan nafsunya telah lewat ubun-ubun. Hari itu keperjakaanku hilang. Aku dihantui dosa besar. Namun kembali perilaku bejat itu terulang dan entah berapa kali. Jika suaminya dinas ke luar daerah aku yang menemani tidurnya. Kadang aku tidur berdua di kamarku. Aku pun lambat laun mulai menikmatinya.
Namun suatu hal yang tidak bisa aku sembunyikan, aku tetap merasa dihantui dosa bahkan kadang aku stress
apalagi perbuatan bejat itu telah berlangsung hampir satu tahun. Akibatnya prestasi saya terus menurun. Ayahku kecewa dengan penurunan prestasiku. Aku anak lak-laki yang diharapkan sebagai penerus cita-citanya. Apalagi jika ingat perjuangan ibu yang banting tulang mencari tambahan uang untuk bekal kuliah, saya sangat kasihan dan hati saya terasa pedih sekali.
Saya berjanji tidak akan menyia-nyiakan sisa waktu kuliah saya yang hanya setahun lagi untuk memacu prestasi demi menebus kelalaian yang lalu. Saya bicara pada ibu kots tentang hal itu dan mohon tidak mengganggu saya lagi. Namun nampaknya dia marah, dia merasa selama ini telah memberi fasilitas istimewa, makan kadang gratis dan dipersilakan menikmati tubuhnya lagi.
Namun saya tidak mau jatuh pada lobang yang sama, akhirnya saya pindah ke rumah salah satu keluargaku sekalipun agak jauh. Semula aku lihat tiap hari ibu kost mencari-cari saya di gerbang kampus, tapi aku berhasil sembunyi. Akhirnya dia bosan sendiri dan bulan berikutnya dia tidak saya lihat lagi. Namun perasaan berdosa itu tak pernah lepas dari benak saya.
Tempat yang baru itu aku dijadikan sarana untuk memperbaiki diri. Saat muncul keinginnan untuk melakukan hubungan intim, segera aku shalat malam dan memohon di
jauhkan dari godaan syetan. Akhirnya berhasil memperbaiki IP kuliahku bahkan jauh lebih baik. Hingga aku berhasil meraih gelar.
Setahun lamanya aku nganggur, namun akhirnya dapat kerja berkat bantuan ayah. Dua tahun kemudian, aku menikah. Di malam pertama aku kaget karena aku merasa loyo. Hingga sebulan lamanya istriku masih perawan. Berbagai cara aku tempuh, namun aku tetap tidak mampu. Beberapa kali aku berobat hingga mencoba obat kejantanan berbagai merk, tapi hasilnya nihil.
Setahun telah berlalu, tapi aku tetap impoten, padahal usiaku baru 26 tahun. Saya sudah kehilangan akal untuk menyembuhkan penyakit ini. Akibat semua itu, Saya tidak konsetrasi bekerja. Waktu terbuang percuma untuk berobat ke sana ke mari. Saking kalutnya, dari rumah berangkat kerja, namun di jalan berubah arah. Hampir saja bos memecat saya karena bolos tanpa alasan. Andai saja tidak ada peran ayah mungkin saya nganggur lagi.
Pulang kerja kadang diisi dengan lamunan sambil menyesali dosa-dosa yang pernah saya lakukan dengan ibu kost dulu. Saya yakin, ini kutukan. Saya kasihan pada istri saya dalam setahun ini menderita. Walaupun dia tetap sabar dan setia. Namun saya sadar kesabaran dan kesetiaan itu ada batasnya. Saya takut isteri saya menggugat cerai. Sebelum itu
terjadi akhirnya saya yang mengusulkan untuk menceraikannya.
Saya kemukakan pada ayah maksud saya menceraikan termasuk pada mertua saya. Saya katakan bahwa isteri saya memiliki masa depan, dia harus melahirkan anak, tapi tidak mungkin dari saya. Keluargaku mengerti dan akhirnya jatuh talak. Dan aku laki-laki yang telah berhenti menjadi laki-laki, aku kehilangan kejantananku hingga usia yang ke-28 ini.

Sabtu, 28 Agustus 2010

Narkoba Musuh Bersama (ULASAN Kisah 2)

Allah swt. telah menurunkan ayat dengan tegas serta menjelaskan dampak negatif dari meminum khamr, baik bagi pribadinya maupun masyarakat.
Firman Allah:
“Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya (meminum) khamr, berjudi, (berkorban untuk) berhala, mengundi nasib dengan panah adalah perbuatan keji, termasuk perbuatan syetan. Maka jauhilah perbuatan-perbuatan itu agar kamu mendapat keberuntungan. Sesungguhnya syetan itu bermaksud menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamr dan berjudi dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan shalat, maka apakah kamu akan menghentikan diri dari perbuatan itu?” (QS. 5: 90-91).
“Tiga golongan yang Allah haramkan untuk masuk surga yaitu peminum khamr, durhaka kepada orang tua, dan yang mengizinkan terjadinya perzinaan di kalangan keluarga.” (HR. Ahmad, Nasai, Al-Bazzar, dan Hakim).
Seiring dengan perkembangan zaman, maka berbagai minuman yang memabukkan pun bervariasi. Sekalipun
demikian tetap saja hukumnya haram. Keharaman khamr tidak terbatas banyak atau sedikit, jika banyak memabukkan maka sedikit pun tetap haram sekalipun yang sedikit itu tidak memabukkan.
“Setiap yang mambukkan adalah khamr dan setiap khamr hukumnya haram” (HR Muslim)
“Setiap yang mamabukan hukumnya haram, jika minum segelas itu memabukkan maka setetes pun hukumnya haram.” (HR Ahmad Tirmidzi)
“Minuman yang banyaknya mamabukkan maka yang sedikitnya pun hukumnya haram” (Ibnu Majah).
“Rasulullah melarang (mengharamkan) meminum sedikit dari munuman yang banyaknya memabukkan” (HR. Darukutni).
“Dari abi Umamah Al-Bahiliy ia berkata : Rasulullah SAW bersabda tidak akan hilang malam dan siang (kiamat) sebelum umatku meminum khamr dengan menggunakan nama lain” (HR. Ibnu Majah).
“Sesungguhnya dari umatku akan ada yang meminum khamr dengan menggunanakan nama yang bervariasi” (HR. Ahmad)
Narkoba (narkotika dan obat-obat berbahaya), NAZA (Narkotika dan Zat Adiktif), atau ada yang menyebut NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif), Produk
‘syetan’ ini begitu mudah masuk dan peredarannya di Indonesia sungguh luar biasa, merambah ke segala beckground kehidupan dan tingkat usia, mulai dari para pejabat hingga rakyat biasa, para penjahat hingga aparat kepolisian, para mahasiswa hingga dosen, para siswa hingga guru, para artis hingga olahragawan. Sesuatu yang sangat menyedihkan anak SD pun mulai ikut-ikutan triping.
Bahkan menurut penelitian, narkoba dalam tubuh tidak akan hilang selama enam hingga 10 tahun terhitung dari semenjak seseorang berhenti mengkonsumsi. Hal ini berarti racun narkoba akan tetap menumpuk dalam darah dan selama itu pula sebenarnya seseorang memerlukan terapi yang kontinyu.
Menurut data kepolisian, merebaknya kasus Narkoba selalu diiringi dengan merebaknya berbagai tindak kejahatan. Inilah bahaya secara sosial. Bisa dibayangkan jika pengguna narkoba semakin banyak, berbarti tingkat kejahatan pun akan semakin banyak. Kasus-kasus penjarahan pun disinyalir sebagian karena ekses narkoba.
Saat ini menurut data kepolisian, para pecandu Narkoba sudah mencapai angka 2% dari keseluruhan panduduk Indonesia. Jika penduduk Indonesia 200 juta, berarti ada 4 juta pecandu Narkoba di Indonesia. Padahal data ini sebagaimana diakui Kapolri, hanya sebagian kecil
saja yang berhasil didata sementara data sebenarnya jauh lebih banyak. Seperti halnya gunung es yang hanya tampak kecil di permukaan sementara yang terpendam di dasar lautan sungguh besar sekali.
Mengapa Anak terjerumus pada narkoba?
Mengapa Anak terjerumus pada narkoba? jawabannya sangat kompleks. Namun jika dirinci berdasarkan realitas yang terjadi, maka dapat disimpulkan di bawah ini. Hal ini juga pernah dimuat di majalah Tiara yang secara gamblang menjelaskan seluruh penyebab itu.
a. Pribadi anak. Anak yang mengalami gangguan kepribadian seperti psikopat (tidak mampu mengenali, memahami, mengendalikan, dan melakukan regulasi terhadap emosi-emosi, impuls-impuls, dan tingkah laku sendiri) mudah sekali terpengaruh pada penyalahgunaan obat. Anak yang memiliki ketergantungan tinggi pada orang lain dan tidak/kurang memiliki kepercayaan diri, juga mudah sekali terpengaruh pada penyalahgunaan obat.
b. Fisik anak. Anak mempunyai kelainan di otak, terutama pada syaraf otak, yang bisa disebabkan oleh berbagai faktor seperti kelahiran yang tidak sempurna, kepala terkena benturan keras, dan sebagainya. Gangguan syaraf otak akan mempengaruhi fungsi berpikir,


sehingga sikap dan perilaku anak akan terpengaruh juga. Dalam menghadapi relalitas, anak yang mengalami gangguan syaraf otak akan berbeda dengan anak normal sehingga ia mudah sekali terpengaruh.
c. Perhatian orang tua. Orang tua terlalu sibuk atau masa bodoh sehingga anak kurang mendapatkan perhatian. Kebutuhan anak akan perhatian dan kasih-sayang orang tua tidak terpenuhi. Jika anak frustasi karena kebutuhannya tidak terpenuhi, bisa terjadi anak lari pada penyalahgunaan obat.
d. Kelompok teman sebaya. Teman sebaya sangat kuat pengaruhnya terhadap anak. Jika anak bergaul dengan kelompok teman sebaya yang menyalahgunakan obat, bisa terjadi anak akan terpengaruh karena tidak ingin disisihkan oleh kelompoknya.
e. Minimnya pendidikan Agama. Terutama di era modern seperti sekarang ini, perhatian masyarakat lebih tertuju pada pemenuhan kebutuhan perut, sementara itu kebutuhan rohani kurang diperhatikan. Akibatnya banyak keluarga yang tidak memperhatikan pendidikan agama bagi anaknya.

Cara Pencegahan
a. Didiklah anak Anda dengan pendidikan Islam yang mantap. Terangkan berbagai kewajiban dan larangan


yang harus dijauhi. Termasuk di dalamnya jelaskan tentang hukum dan bahaya Narkoba.
b. Sebaiknya Anda tahu tentang penyalahgunaan obat. Anda bisa berkonsultasi kepada ahlinya atau belajar melalui Paket Deteksi Dini untuk orang tua yang diselenggarakan oleh RSKO.
c. Sejak dini, tanamkan pada anak dan berikan perhatian serta kasih-sayang yang sewajarnya pada anak.
d. Didiklah anak dengan pola asuh yang membuatnya kelak mempunyai kepribadian mandiri, tegar, tidak mudah terpengaruh, dan memiliki kepercayaan diri yang kuat.
e. Amati perkembangan anak sehari-hari. Jika Anda kenal betul dengan anak, maka Anda akan peka terhadap setiap perubahan yang terjadi pada diri anak.
f. Anda perlu tahu teman-teman anak Anda, baik teman sekolahnya maupun teman belajar dan bermain. Sebaiknya Anda juga mengenal orangtua atau keluarga dari teman-teman anak. Anda juga perlu tahu ke mana saja anak Anda dan teman-temannya biasa bepergian atau di mana biasanya mereka berkumpul.
g. Sesekali Anda perlu memeriksa isi kamar tidur anak termasuk segala perlengkapan di dalam kamar tidurnya, terutama tempat-tempat rahasia anak. Tentu saja jangan


sampai diketahui anak agar dia tidak tersinggung atau marah karena merasa tidak dipercaya.
h. Secara rutin Anda menjalin hubungan dengan guru BP di sekolah atau wali kelas anak untuk mengetahui perkembangan anak di sekolah.
i. Ada baiknya Anda dan anak mendiskusikan masalah-masalah kenakalan anak dan remaja. Mintalah pendapat anak dan biarkan ia mengemukakan pikiran-pikirannya. Anda tinggal membetulkan jika ia memiliki pandangan atau pendapat yang keliru.

Salam Ikhlas Tizar Rahmawan

Setelah Pesta itu Berlalu

Kisah Ke-3
Andai saja waktu bisa diputar kembali ke belakang, ingin rasanya meralat semua perjalanan hidupku yang menjijikkan, akan aku ganti dengan selaksa amal bermanfaat. Nasi sudah menjadi bubur. Semuanya telah berlalu dan takkan kembali. Kini aku menatap masa depan yang sangat suram. Kenikmatan yang aku rasakan dulu ternyata ibarat racun berbalut madu.
Ibuku kerja di perusahaan jasa telekomunikasi dan ayah di sebuah instansi pemerintah. Keluargaku tergolong berkecukupan. Ayah, ibu, dan kakak-kakak sangat menyayangi aku. Maklum aku adalah anak yang sangat dinanti-nantikan kehadirannya. Kadang kasih sayang mereka terkesan berlebihan sehingga mereka memberikan kebebasan seluas-luasnya untuk berbuat sesuai keinginanku.
Usiaku kini menginjak 24 tahun. Lahir di Bandung, anak bungsu dari lima bersaudara dan aku satu-satunya anak perempuan. Selisih usia aku dengan kakak-kakak cukup jauh, dengan kakak terakhir saja selisih sembilan tahun. Saat aku masih balita kakak pertama menikah dan saat aku SD kakak
kedua menikah dan ketika SLTP kakak ketiga menikah. Kakak terakhir menikah setelah aku lulus SMU.
Aku tergolong anak cerdas, saat di bangku SD, aku selalu masuk tiga besar. Prestasiku menurun sejak SLTP kelas III disebabkan tidak ada lagi yang membimbingku di rumah. Kakak-kakakku yang kedua dan ketiga sebagai pembimbing setiaku telah menikah dan pindah rumah di luar kota. Sedangkan kakakku terakhir sibuk dengan kuliah dan pekerjaannya. Sebagai anak yang semenjak kecil dimanja, otomatis aku kehilangan pegangan. Sementara ibu dan ayah nyaris tidak punya waktu untukku.
Sejak SLTP kelas III itu aku mulai tomboy. Temanku kebanyakan laki-laki. Tak jarang aku traktir mereka semua. Setiap ada acara piknik, aku selalu membawa makanan yang banyak. Mereka, baik teman laki-laki maupun wanita menyenangiku karena aku terbuka, bebas, dan tidak pelit. Kadang aku bawa mereka ke rumahku yang mewah itu untuk sekedar hura-hura.
Banyak laki-laki yang menyenangiku bahkan sebagian nekad menyatakan cinta secara langsung. Lucunya, ada guru yang sudah beranak istri merengek di depanku untuk “menyayangiku”. Kata teman-teman, aku siswi paling cantik, layak bersaing dengan artis Paramitha Rusady.
Anehnya, hingga tamat SMU aku tidak pernah punya pacar. Justru aku takut jika punya pacar, bagaimana perasaan teman laki-laki yang lain. Setiap ada yang menyatakan cinta, aku mengajak berteman saja. Maka teman laki-lakiku banyak yang hakekatnya mereka mengharapkan cintaku.
Saat liburan tahunan, aku camping bersama mereka. Tanpa aku sadari suatu malam aku merasa ngantuk sekali dan aku tertidur pulas sekali. Anehnya, bangun tidur aku merasa capek dan serasa ada beban berat. Setelah lama baru aku sadar aku telah “diperkosa” oleh tiga temanku. Aku diberi serbuk putih semacam heroin hingga aku tak sadarkan diri. Sulit menuntut mereka karena tidak ada bukti, aku pun malu mengungkap hal ini.
Menginjak SMU kelas III akusemakin gila. Aku seperti sosok yang tanpa nilai. Bersama teman laki-lakiku kadang bercumbu. Sekalipun aku tidak menganggap mereka pacar, tapi diam-diam ada tidak orang teman yang aku anggap spesial. Mereka masing-masing berbeda. Yang pertama mahasiswa, kedua teman sekelasku (bodyguardku), dan terakhir teman bermain yang satu RW. Aku punya jadwal tersendiri bertemu mereka bertiga.
Namun sayang teman sekampungku nampaknya kecewa karena aku tidak menganggapnya sebagai pacar. Padahal sebenarnya dia kaya dan paling ganteng di antara
ketiga temanku. Lagi pula suatu waktu dia pernah memergokiku lagi jalan-jalan dengan temanku yang mahasiswa. Sejak itu dia tidak pernah ke rumahku. Menjelang kelulusan, aku hanya memiliki satu teman spesial yaitu yang sekelas, yang mahasiswa ternyata menalanjutkan kuliah ke Australia. Ketiga temanku itu aku beri kebebasan untuk menjamah tubuhku asal tidak “hubungan intim”, sekalipun kadang aku yang tidak tahan.
Tragedi sesungguhnya saat perpisahan. Ketika itu aku dan teman-temanku sepakat mengadakan pesta perpisahan di vila milik ayahku di Puncak. Pesta berlangsung sampai larut malam dan rencananya sampai malam berikutnya dengan seabek acara pesta yang sangat meriah. Saat malam semakin larut, aku merasa ada yang lain, aku seperti di alam lain.
Aku baru sadar ketika telah berada di kantor polisi. 20 temanku yang lain yang kebanyakan laki-laki juga ada di sana. Aku menangis sekeras-kerasnya, di depan kamera televisi aku memanggil-manggil ayah dan ibuku. Aku melihat banyak sekali wartawan bahkan sebagian ada yang dari tabloid A yang pernah nawari aku berphoto setengah bugil untuk tabloidnya, namun aku menolak.
Menurut informasi dari polisi, sesuai laporan dari petugas lapangan, aku didapati dalam keadaan bugil sekamar berempat dengan laki-laki. Sementara teman wanita yang lain
juga sama. Bahkan ada sebagian lagi tak sadarkan diri di ruang pesta (ruang tengah). Menurut polisi, yang memberatkan adalah ditemukan heroin dalam jumlah yang cukup banyak dan alat suntik di masing-masing kamar. Yang cukup mengagetkan, di kantong siswa laki-laki ditemukan lintingan ganja dan alat hisap shabu-shabu. Perkiraanku, mungkin itu yang akan digunakan mereka pada malam berikutnya. Padahal aku sebenarnya tidak pernah mengenal barang-barang itu.
Esok harinya berbagai media memberitakan, “Pesta Seks, heroin dan Shabu-shabu” tertulis dengan huruf besar, judul media-media itu. Petang harinya aku pun melihat berita telavisi yang melaporkan hal yang sama, nampak wajahku yang lagi meronta-ronta di depan kamera. Sebagian berita itu menyebutkan aku anak pejabat, kebetulan salah satu mobil yang diamankan polisi adalah mobil dinas ayahku.
Singkat cerita, semua diadili dan dijatuhi hukuman yang bervariasi, ada yang setahun, dua tahun dan yang tertinggi empat tahun. Aku termasuk yang setahun, namun berkat jaminan uang, aku langsung bebas. Sementara itu, teman spesialku dipenjara empat tahun karena dianggap pengedar, terbukti ditemukannya lintingan ganja di tasnya. Padalah menurut pengakuannya, itu bukan barangnya. Aku
percaya karena selama ini dia cukup baik, berprestasi dan sebenarnya tidak suka mabuk-mabukkan.
Semenjak kejadian itu aku lebih banyak mengurung di rumah dan memang aku dikurung oleh ayah dan ibuku apalagi setelah kedapatan hamil tak lama setelah kejadian itu. Akibatnya aku tidak diperbolehkan melanjutkan study. Keadaannya kini berbalik 180 derajat. Aku tidak memiliki teman lagi. Aku harus melahirkan anak yang tidak jelas ayahnya siapa. Aku pun malu kepada tetanggaku. Aku juga sudah sangat terkenal sebagai wanita kotor. Akhirnya, banyak laki-laki yang enggan mendekatiku.
Sementara ayahku semenjak kejadian itu kesehatannya menurun hingga karirnya terhenti. Dua tahun kemudian dia meninggal karena stroke. Bagitu juga ibu kini kelihatan sakit-sakitan.
Jika ingat masa-masa itu aku suka nangis, mengapa jalan hidupku sangat menjijikkan? Tapi aku tidak akan menyalahkan siapa-siapa akulah yang akan menanggung semuanya.