Begitu tragis; masih muda, terbaring tak berdaya, detik-detik kematian di depan mata. Itulah akibat buah terlarang. Tergiur kenikmatan sesaat, menanggung akibat yang memalukan dan menghancurkan masa depan. Perbuatan seperti pada kisah di atas memang layak mendapat AIDS karena perbuatannya di luar batas norma masyarakat maupun agama. Free sex menjadi lumrah bagi dia, maka AIDS pun menjadi hal yang wajar sebagai balasan perbuatannya.
Islam memandang bahwa AIDS adalah suatu laknat. Bahkan munculnya penyakit ini telah diramal oleh Rasulullah ribuan tahun lalu. Sebagaimana sabdanya:
“Tiada lahir suatu fakhisyah (perbuatan menjijikkan, keji atau kotor/zina) yang merajalela di suatu kaum dan dilakukan secara terang-terangan, kecuali Allah akan menimpakan pada mereka penyakit menular yang belum ada sebelumnya” (HR. Tabrani dan Hakim).
Sementara itu al-Quran sendiri menilai bahwa manusia yang menuruti hawa nafsunya tidak lebih dari binatang bahkan bisa lebih. Maka munculnya AIDS erat
kaitannya dengan perilaku binatang yang dilakukan manusia. Allah swt. berfirman:
"Terangkan kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai Tuhannya. Maka apakah kamu bisa menjadi pemelihara atasnya? Atau apakah kamu mengira kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu tidak lain hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat dari binatang ternak". (QS. Al-Furqon: 43-44).
Setiap tanggal 1 Desember diperingati sebagai hari AIDS sedunia. Kronologis penemuan AIDS adalah: Dr. Luc Montagnier dari Institut Paster Prancis, menemukan sejenis virus pada penderita yang mengalami kelumpuhan kekebalan dan gejala Lympha Dhinophaty Syndrome. Ia menamakan virus tersebut dengan "Lympha Dinophati Asosiated" (LAV). Menyusul kemudian Dr. Robert Gallo tahun 1984 dari National Institute of Health Amerika Serikat menemukan virus yang sama pada penderita dengan kekebalan menurun. Ia menamakan "Human T. Cell Lymphatropic Virus tipe III" (HLTV III).
Untuk menghindari kemungkinan pertentangan mengenai dua nama tersebut, mana yang akan disetujui WHO atau dunia internasional. Maka atas prakarsa WHO (Word Healt Organization) yang didasarkan pada keputusan yang
diambil dari komisi ahli Virologi pada pertemuan "Committee on Taxonomi of Virus" memberikan nama baru untuk kedua penemuan di atas menjadi "Human Immunedeficiency Virus" (HIV). Nama ini dipakai secara resmi hingga sekarang.
HIV dikenal sebagai virus penyebab AIDS. Masa tunas virus AIDS (HIV) menjadi AIDS. Atau jangka waktu setelah terjadinya penularan sampai dengan timbulnya gejala penyakit berkisar 1-9 tahun atau 1-10 tahun. HIV dalam tubuh manusia menyerang sel darah merah yaitu limposit T-4 yang sangat berperan penting dalam pengaturan sistim kekebalan tubuh (imunitas).
Cara penularan HIV adalah kontak seksual dengan gonta-ganti mitra seks, baik homoseks, biseks atau heteroseksual merupakan cara yang paling rawan penularan AIDS. Selain itu transfusi darah, donor organ (trasplantasi), melalui alat-alat medis yang tidak steril, ibu hamil terhadap anaknya, juga disinyalir lewat cairan tubuh lainnya seperti; semen (air mani), serviks (cairan vagina), darah, air liur, air mata, keringat, dan air susu ibu.
Ketika HIV sedang menjalani masa inkubasi, maka perlahan-lahan namun pasti kekebalan mulai menurun, seiring dengan keadaan tersebut gejala-gejala pada fisik mulai kelihatan seperti demam, berkeringat malam hari,
badan cepat lesu, nafsu makan menurun, badan kurus, mudah terserang flu, mencret, bercak-bercak putih, dan timbul penyakit paru-paru. Gejala ini tidak akan sembuh bahkan akan semakin kronis sejalan dengan semakin kurangnya sistim kekebalan. Ketika masa inkubasi hampir habis dan si penderita siap terjangkit AIDS, maka gejala AIDS mulai nampak seperti pembengkakan getah bening, tumor kulit (Kopassi Sarcoma bercak-becak merah kebiru-biruan pada kulit atau kanker kulit), infeksi paru-paru, jamur di rongga mulut dan lain-lainSalam Ikhlas Tizar Rahmawan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan Anda menuliskan komentar Anda tentang tulisan diatas di sini